Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan pembentukan pasar bebas di Asia Tenggara. Hal ini menjadi cara bagi negara-negara Asia Tenggara menyaingi India dan China untuk menarik investasi asing. MEA memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Ekspor-impor barang serta tenaga profesional semakin mudah masuk dan keluar di negara-negara anggota MEA. Salah satu contohnya yaitu maraknya barang-barang impor yang beredar di pasar dalam negeri. Namun, sosialisasi mengenai pasar bebas masih belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat, salah satunya kalangan pedagang. Ketidaktahuan pedagang tentang MEA menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Apa lagi produk lokal nantinya akan bersaing dengan produk dari negara lain.

MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.

Semakin mudah persaingan, kompetisi akan semakin ketat, karenanya kualitas masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk menghadapi persaingan. Tidak hanya berdampak negatif, berlakunya pasar bebas ASEAN juga menguntungkan Indonesia, salah satunya dengan terciptanya lapangan kerja baru yang akan meningkatkan pendapatan nasional.

Pelaku usaha kreatif di kota kembang, Bandung, Jawa Barat, siap bersaing di pasar bebas ASEAN (MEA) karena sejak sebelum era pasar tunggal ini pun sejumlah pengusaha sudah mengekspor hasil produksinya ke mancanegara. Pemerintah kota Bandung telah melakukan kerja sama baik dengan sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand hingga Prancis dan Jepang.

Di Pulau Dewata, selain wisata, hasil karya seni seniman lokal juga sejak lama jadi sektor andalan. Produk seni ini telah dipasarkan ke mancanegara. Seniman Bali siap hadapi pasar bebas regional Asia Tenggara. Bagi sebagian pelaku industri, MEA menjadi tantangan sekaligus peluang baru. Sementara, di industri wisata sektor ini justru dinilai paling siap hadapi era MEA mengingat Bali kembali menyandang predikat sebagai salah satu pulau terbaik tujuan wisata dunia.

Agar pekerja Indonesia tidak kalah bersaing, para pekerja harus pandai membekali diri dengan aneka keterampilan seperti berbahasa asing terutama bahasa Inggris, dan mengikuti berbagai pelatihan.